Perbedaan zakat, infaq, dan shodaqoh sering kali membingungkan banyak orang. Jika kamu merasa demikian, saatnya untuk mempelajari lebih dalam tentang perbedaan zakat, infaq, dan shodaqoh agar pemahamanmu lebih jelas.
Untuk memulai, penting untuk memahami pengertian, syarat, serta niat dari masing-masing amalan ini. Mari kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Apa Itu Zakat, Infaq, dan Shodaqoh?
Untuk memahami perbedaan zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf, tentunya lebih baik jika kita terlebih dahulu mengetahui pengertian masing-masing, bukan? Jadi, apa yang dimaksud dengan zakat, infaq, dan shodaqoh? Berikut adalah penjelasan lengkapnya!
1. Pengertian Zakat
Agar pemahaman tentang zakat, infaq, dan shodaqoh semakin jelas, mari kita mulai dengan memahami apa itu zakat, baik dari segi bahasa maupun istilah. Secara bahasa, zakat berarti membersihkan atau mensucikan.
Sementara itu, menurut pengertian syariah, zakat adalah sebagian harta yang wajib diberikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat. Adapun golongan yang berhak menerima zakat disebutkan secara jelas dalam surat At-Taubah ayat 60.
Beberapa golongan yang berhak menerima zakat di antaranya adalah:
- Fakir
- Miskin
- Orang yang terjerat hutang
- Orang yang sedang berjuang di jalan Allah
- Orang yang sedang berada di dalam perjalanan
- Amil atua pengurus zakat
- Budak
- Mualaf
Perintah untuk mengeluarkan berbagai macam zakat dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 110, yang artinya:
"Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkan pahala di sisi Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Menurut kesepakatan para ulama, hukum zakat adalah wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat wajib zakat sesuai dengan ketentuan dalam syariah. Oleh karena itu, pastikan untuk menunaikan zakat dengan perencanaan keuangan yang matang.
2. Pengertian Infaq
Setelah mengetahui apa itu zakat, mungkin kamu juga ingin tahu apa perbedaan antara infaq dan shodaqoh agar tidak salah memahami keduanya.
Infaq dapat diartikan sebagai penggunaan harta untuk suatu kebutuhan. Infaq terbatas pada harta dan mencakup kebutuhan yang bersifat umum, yaitu tidak hanya kebutuhan pribadi, tetapi juga orang lain.
Dengan kata lain, infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau penghasilan untuk kepentingan yang diperintahkan oleh agama Islam. Penerimanya bisa berupa fakir miskin, anak yatim, korban bencana alam, dan sebagainya.
Berbeda dengan zakat yang memiliki takaran atau nishab sesuai ketentuan, infaq tidak memiliki takaran tetap.
Artinya, jumlah harta yang dikeluarkan untuk infaq tergantung pada kemampuan dan keikhlasan masing-masing individu. Kamu bisa membuat anggaran sesuai kemampuan untuk berinfaq.
"Dan berinfaklah kamu di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik" (QS Al-Baqarah: 195).
3. Pengertian Shodaqoh
Selain zakat dan infaq, umat Islam juga pasti sudah tidak asing dengan istilah sedekah (shodaqoh).
Sedekah memiliki arti membenarkan, membuktikan, serta menguatkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, menurut Ahli Fiqih Qardawi. Inilah sebabnya sedekah seringkali diartikan sebagai bentuk kebenaran iman.
Menurut tafsir ulama, orang yang rajin bersedekah adalah orang yang benar-benar mengakui keimanannya. Mengapa demikian?
Karena sedekah atau shodaqoh adalah perwujudan dan bukti dari keimanan seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam HR Muslim, "Sedekah adalah bukti keimanan."
Selain itu, shodaqoh juga memiliki pengertian lain, yaitu pengeluaran yang dilakukan di jalan Allah.
Shodaqoh bisa mencakup infaq, zakat, serta kebaikan-kebaikan non-materi. Jadi, untuk bersedekah, kamu tidak perlu menunggu memiliki uang.
Tersenyum, berbagi ilmu, dan membantu orang lain juga termasuk dalam bentuk sedekah. Dengan demikian, sedekah tetap bisa dilakukan oleh setiap Muslim, bahkan tanpa harus berupa materi.
Perbedaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
Setelah memahami pengertian zakat, infaq, dan shodaqoh, kini saatnya untuk menggali lebih dalam mengenai perbedaan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.
Lalu, apa saja perbedaan zakat, infaq, dan shodaqoh? Mari kita simak perbedaannya dari berbagai sudut pandang berikut ini.
1. Hukum dan Aturannya
Perbedaan antara zakat, infaq, dan shodaqoh yang pertama terletak pada hukum dan aturannya. Sayangnya, masih banyak yang belum sepenuhnya memahami hal ini.
Namun, tidak ada kata terlambat bagi umat Islam untuk mempelajari hukum dan aturan yang berlaku terkait zakat, infaq, dan shodaqoh.
a. Hukum dan Aturan Zakat
Para ulama sepakat bahwa zakat hukumnya wajib bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai dengan ketentuan syariah, baik untuk zakat fitrah maupun zakat mal. Zakat dinyatakan sah apabila dikeluarkan dengan niat yang tulus.
b. Hukum dan Aturan Infaq
Lalu, bagaimana dengan hukum infaq? Dalam hal ini, terdapat tiga macam hukum yang berlaku, tergantung pada sasaran infaq dan tujuan dari pengeluaran harta tersebut. Berikut adalah hukum infaq:
- Wajib, jika infaq diberikan kepada orang-orang yang menjadi tanggung jawab pemberi infaq, seperti istri, anak, dan orang tua; zakat fitrah dan zakat mal juga termasuk dalam kategori infaq wajib.
- Sunnah, jika infaq diberikan kepada orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, lembaga sosial, dan lainnya.
- Haram, jika infaq diberikan untuk tujuan yang dilarang oleh Allah, seperti untuk kegiatan yang bertentangan dengan agama atau untuk bermaksiat.
c. Hukum dan Aturan Shodaqoh
Hukum dasar shodaqoh adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Namun, hukum shodaqoh dapat berubah menjadi wajib atau bahkan haram dalam situasi tertentu. Berikut adalah uraian hukum shodaqoh:
- Wajib, jika diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan, seperti fakir miskin yang kelaparan.
- Sunnah, yang merupakan hukum asal sedekah, di mana setiap pelaksanaannya mendatangkan pahala, namun tidak berdosa jika tidak dilakukan.
- Makruh, jika bersedekah dengan benda yang buruk kondisinya atau tidak bermanfaat bagi penerima.
- Haram, jika bersedekah dengan tujuan yang tidak baik, seperti untuk kejahatan atau kemaksiatan.
2. Syarat Mengeluarkan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh
Sudahkah kamu mengetahui perbedaan antara zakat fitrah dan zakat mal? Zakat dikeluarkan untuk membersihkan harta, namun zakat fitrah dikeluarkan di bulan suci Ramadhan, sementara zakat mal ditunaikan ketika harta kekayaan telah mencapai nisab dan haul (waktu satu tahun).
Selain zakat, bagaimana dengan infaq dan shodaqoh? Perbedaan antara zakat, infaq, dan shodaqoh dapat terlihat dari syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mengeluarkannya.
Berikut adalah syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam mengeluarkan zakat, infaq, dan shodaqoh, agar umat Islam tidak salah dalam menunaikannya:
a. Syarat Mengeluarkan Zakat
Perbedaan antara zakat, infaq, dan shodaqoh juga terletak pada syarat atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengeluarkannya. Berikut adalah syarat wajib zakat:
- Merdeka, bukan budak
- Beragama Islam
- Harta yang dimiliki memenuhi persyaratan nisab dan haul
- Memiliki kepemilikan penuh atas harta yang akan dizakatkan
- Tidak memiliki hutang
- Harta melebihi kebutuhan pokok
b. Syarat Mengeluarkan Infaq
Seperti halnya zakat, infaq juga memiliki syarat yang harus diperhatikan. Selain itu, infaq juga memiliki rukun yang meliputi penerima infaq, pemberi infaq, barang yang diinfaqkan, dan ijab qabul atau penyerahan. Sementara syarat dalam mengeluarkan infaq adalah:
Syarat Penerima Infaq (Munfiq Lahu)
Dalam kegiatan infaq, salah satu rukun infaq adalah penerima infaq atau munfiq lahu. Adapun syarat penerima infaq diantaranya adalah sebagai berikut: