JAKARTA - Komisaris Utama PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), Raden Mas Aris Santosa, resmi mengundurkan diri setelah menjabat kurang lebih satu bulan. Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal WSBP, Fathul Anwar, menyampaikan bahwa perseroan menerima surat pengunduran diri pada Kamis, 18 Desember 2025.
Menurut surat pengunduran diri, Raden Mas Aris Santosa mengundurkan diri karena diangkat sebagai Komisaris Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni. Pengunduran diri ini memicu pergeseran kepemimpinan di WSBP yang harus segera ditindaklanjuti melalui mekanisme resmi perusahaan.
Penunjukan Plt. Komisaris Utama dan Rencana RUPS
Berdasarkan Rapat Internal Dewan Komisaris pada 18 Desember 2025, Ahmad Subagya, selaku Komisaris Independen, ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Komisaris Utama. Penunjukan ini dilakukan untuk memastikan kesinambungan pengambilan keputusan dan kepemimpinan perseroan tetap berjalan lancar.
Sebagai langkah formal, WSBP akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90 hari sejak diterimanya surat pengunduran diri. RUPS nantinya akan membahas pengangkatan Komisaris Utama baru secara resmi serta menata struktur dewan komisaris agar stabil.
Jejak Karier Raden Mas Aris Santosa
Raden Mas Aris Santosa diangkat menjadi Komisaris Utama WSBP melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 14 November 2025. Artinya, ia hanya menduduki kursi Komisaris Utama selama kurang lebih satu bulan sebelum memutuskan untuk mundur.
Selain jabatan di WSBP, Aris juga menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sejak Agustus 2025. Kariernya di birokrasi dimulai pada 1994 sebagai Analis Kepegawaian Pelaksana di Sekretariat Utama BPKP, menunjukkan pengalaman panjangnya dalam manajemen dan administrasi pemerintahan.
Aris terus meniti karier di BPKP, menjadi Kepala Subbagian Kepegawaian pada 2012 dan memimpin Bagian Tata Usaha pada 2019. Selanjutnya, ia diangkat sebagai Kepala Biro Umum dan Pengadaan Barang/Jasa pada 2022, lalu Kepala Biro Sumber Daya Manusia pada 2023, menunjukkan rekam jejak manajemen yang solid.
Dalam hal pendidikan, Aris menyelesaikan sarjana double degree di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma Widya pada 2003. Ia juga meraih Magister Manajemen dari Universitas Negeri Jakarta pada 2019 dan mengantongi sertifikasi Project Management dari Japan International Cooperation Center pada 2016, membuktikan kesiapan kompetensi manajerialnya.
Dampak dan Tantangan Kepemimpinan
Pengunduran diri ini menjadi tantangan baru bagi WSBP dalam menjaga stabilitas kepemimpinan. Perseroan harus memastikan bahwa tugas dan tanggung jawab Komisaris Utama tetap berjalan lancar tanpa mengganggu operasi perusahaan.
Penunjukan Plt. Komisaris Utama, Ahmad Subagya, diharapkan mampu menjembatani kepemimpinan sementara hingga RUPS resmi digelar. Langkah ini penting agar kebijakan strategis, keputusan investasi, dan pengawasan internal tetap terjaga kualitasnya.
Selain itu, pengunduran diri Raden Mas Aris Santosa menyoroti dinamika rotasi kepemimpinan di perusahaan BUMN dan anak usahanya. Hal ini mencerminkan kebutuhan perusahaan untuk menyiapkan mekanisme transisi kepemimpinan yang cepat dan responsif.
Kehadiran Komisaris Utama baru nantinya diharapkan dapat memperkuat strategi WSBP dalam menghadapi persaingan industri beton precast nasional. Struktur dewan komisaris yang solid menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di tengah tantangan pasar konstruksi dan infrastruktur.
Pihak manajemen WSBP menekankan komitmen menjaga kesinambungan bisnis. Meski terjadi pergantian pucuk pimpinan, operasional dan proyek yang sedang berjalan tidak akan terganggu dan tetap sesuai jadwal.
RUPS yang direncanakan akan membahas secara resmi pengangkatan Komisaris Utama baru. Proses ini menjadi momen penting bagi WSBP untuk menetapkan pemimpin yang mampu menghadapi tantangan strategis dan bisnis ke depan.
Selain itu, pergantian kepemimpinan ini memberi peluang bagi manajemen untuk meninjau struktur dewan komisaris. Penyesuaian peran dan tugas komisaris diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan tata kelola perusahaan.
Seiring pengunduran diri Aris, fokus WSBP tetap pada pencapaian target bisnis. Perusahaan memastikan seluruh proyek konstruksi dan produksi beton precast berjalan lancar, termasuk proyek-proyek strategis nasional.
Penunjukan Plt. Komisaris Utama juga menunjukkan kesiapan WSBP menghadapi perubahan mendadak. Hal ini menjadi bukti bahwa perusahaan memiliki mekanisme internal yang siap menjaga stabilitas organisasi dan pengambilan keputusan strategis.
Selain itu, perusahaan menekankan pentingnya komunikasi terbuka dengan pemegang saham. Setiap langkah strategis dan perubahan kepemimpinan akan disampaikan secara transparan demi menjaga kepercayaan investor dan publik.
Dalam konteks industri, perubahan Komisaris Utama WSBP tidak mengurangi posisi perusahaan sebagai pemain utama beton precast. Dengan kepemimpinan sementara yang efektif, WSBP tetap melanjutkan ekspansi dan inovasi dalam sektor konstruksi dan infrastruktur.
Perusahaan juga terus memantau perkembangan proyek nasional yang melibatkan WSBP. Semua kegiatan proyek dilakukan dengan memperhatikan kualitas, efisiensi, dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Pengunduran diri Aris menjadi bagian dari rotasi strategis pejabat BUMN. Langkah ini mencerminkan sinergi dan penempatan pejabat yang sesuai kompetensi pada posisi strategis di perusahaan-perusahaan negara.
Meski jabatan Komisaris Utama di WSBP singkat, pengalaman Aris di birokrasi dan BUMN tetap memberikan kontribusi penting. Ia telah meninggalkan jejak manajemen dan tata kelola yang dapat dijadikan acuan bagi penerusnya.
Dalam jangka panjang, WSBP akan menyiapkan Komisaris Utama baru yang mampu memimpin perusahaan menghadapi tantangan bisnis dan proyek infrastruktur skala besar. Pemilihan figur yang tepat menjadi kunci keberlanjutan dan pengembangan perusahaan.
Pergantian kepemimpinan ini juga menjadi perhatian pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, investor, dan mitra bisnis. Semua pihak menantikan kepemimpinan baru yang mampu mendorong WSBP mencapai target strategis dan menjaga stabilitas perusahaan.
Dengan mekanisme Plt. Komisaris Utama yang efektif, WSBP menunjukkan kemampuan adaptasi tinggi. Perusahaan tetap mampu melanjutkan operasional dan proyek-proyek penting tanpa gangguan signifikan.
Pengunduran diri ini sekaligus menyoroti pentingnya succession planning. WSBP perlu menyiapkan rencana suksesi yang jelas agar setiap perubahan kepemimpinan tidak berdampak pada jalannya operasional maupun pencapaian target perusahaan.
Secara keseluruhan, langkah cepat penunjukan Plt. Komisaris Utama dan rencana RUPS menunjukkan kesiapan WSBP menghadapi perubahan kepemimpinan mendadak. Hal ini menjadi bukti bahwa perusahaan memiliki tata kelola yang tangguh dan adaptif.