JAKARTA - PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) bersiap memanfaatkan momentum pasar global yang muncul akibat konflik geopolitik.
Perseroan menargetkan penambahan armada kapal LNG untuk menjawab meningkatnya permintaan transportasi energi. Krisnanto Tedjaprawira, Corporate Secretary BULL, menjelaskan situasi global mendorong peluang bisnis yang menjanjikan.
Peluang Bisnis dari Geopolitik Global
Eskalasi konflik Rusia-Ukraina berdampak pada efisiensi logistik pengangkutan minyak dunia. Serangan di Laut Merah membuat pengalihan rute pelayaran menambah jarak tempuh kapal atau ton-mile. Krisnanto menekankan, produksi minyak Rusia yang mencapai 20% dari total global menimbulkan kebutuhan tanker yang lebih tinggi akibat ketatnya perdagangan minyak.
Perang dagang yang dimulai pemerintahan sebelumnya juga mengubah peta logistik global. Banyak negara kini mengimpor lebih banyak minyak dan LNG dari Amerika Serikat. Imbasnya, kapasitas armada tanker dunia berkurang dan tarif sewa kapal meningkat signifikan sejak pertengahan 2022. Kondisi ini menjadi angin segar bagi perusahaan pengangkutan energi seperti BULL.
Pertumbuhan Permintaan dan Strategi Armada LNG
Baltic and International Maritime Council (BIMCO) memproyeksikan permintaan ton-mile tumbuh dua hingga tiga kali lebih cepat dibanding volume minyak yang diperdagangkan. Sejak 2024, permintaan ton-mile kapal tanker minyak tumbuh 3% CAGR. Dari perhitungan BULL, pasar kapal pengangkut LNG diprediksi tumbuh 17,5% pada 2026, melampaui pertumbuhan armada perseroan sebesar 11,7%.
Disparitas pertumbuhan semakin melebar pada 2027, dengan permintaan ton-mile diproyeksikan 16% sementara armada BULL hanya bertumbuh 9%. Selain itu, kapasitas ekspor dan perdagangan LNG global diperkirakan mencapai 675 juta ton pada 2030. Krisnanto menegaskan, perseroan telah mempersiapkan penambahan armada untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Kinerja Keuangan Perseroan Tetap Stabil
BULL mencatat pendapatan US$107,29 juta pada Januari-September 2025, naik dari US$102,59 juta pada periode yang sama 2024. Pendapatan terbesar berasal dari pelanggan internasional sebesar 97,57%. Segmen angkutan menyumbang US$101,83 juta, diikuti time charter US$2,93 juta dan segmen keagenan US$3,17 juta.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$12,78 juta, meningkat dibanding US$12,59 juta pada periode sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa strategi ekspansi dan diversifikasi armada BULL sejalan dengan peningkatan kinerja operasional perseroan.
Strategi Jangka Panjang dan Ekspansi Armada
Penambahan armada LNG bukan hanya langkah jangka pendek, tetapi bagian dari strategi jangka panjang BULL untuk memperkuat posisi di pasar global. Perseroan memanfaatkan ketidakseimbangan kapasitas angkut global dan pertumbuhan permintaan LNG internasional.
Krisnanto menyebutkan, sejak 2026 hingga 2029, prospek pasar LNG sangat menjanjikan. Penambahan armada akan meningkatkan kemampuan operasional, memperluas jangkauan layanan, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan. BULL optimistis langkah ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan dan profitabilitas di masa depan.
Dengan fokus pada LNG dan strategi ekspansi armada yang matang, BULL menunjukkan kesiapan menangkap peluang global. Perseroan memanfaatkan kondisi geopolitik dan permintaan pasar yang meningkat untuk memperkuat keunggulan kompetitif dan kinerja jangka panjang di sektor transportasi energi.